Kisah Berangkat Haji Gratis tanpa menunggu kuota dengan cara yang tidak disangka-sangka
Sumber : http://hidayat-encuh.blogspot.co.id/2015/10/kisah-berangkat-haji-gratis-tanpa.html
Seperti yang dijanjikan dipostingan sebelumnya yang berjudul Situasi Selama Kerja di Dubai, kali ini saya akan bercerita pengalaman saya lainnya yaitu berangkat haji gratis dengan cara yang tidak disangka-sangka sebelumnya.
Seperti yang dijanjikan dipostingan sebelumnya yang berjudul Situasi Selama Kerja di Dubai, kali ini saya akan bercerita pengalaman saya lainnya yaitu berangkat haji gratis dengan cara yang tidak disangka-sangka sebelumnya.
Kira-kira bulan October 2009, Waktu itu saya sedang kerja kontrak disalah satu project di Indonesia yaitu di kota Makassar.
Kontrak kerja saya waktu itu belum habis tapi tiba-tiba ada pengumuman
dari perusahaan tempat saya bekerja bahwa akan ada pemecatan massal
untuk seluruh project NS* karena pembayaran dari vendor tersebut belum
direlease sudah hampir 6 bulan dan perusahaan selama itu menanggung
beban menggaji karyawan dengan uang perusahaan sendiri. Sebagian besar
karyawan akan dicut/diputus kontraknya termasuk saya. Ada beberapa teman
yang beruntung karena mereka dipindahkan ke project lain masih
diperusahaan yang sama. Saya sendiri termasuk dari sebagian besar yang
diputus kontrak waktu itu.
Seperti biasa kalo kerjaan akan berakhir dan sebentar lagi nganggur maka
yang dilakukan adalah update CV untuk melamar pekerjaan di perusahaan
lain. Saya sendiri apply ke hampir 200 agent/perusahaan dalam dan luar
negeri, waktu itu saya memang sering mengumpulkan alamat email agent
atau perusahaan yang biasa kirim lowongan, jadi begitu saya perlu saya
tinggal mengirimkan lamaran saya ke email-email tersebut satu kali
sekaligus.Kalo mereka lagi membutuhkan biasanya mereka langsung telepon
atau balas email yang dikirimkan. Saya terbiasa dengan mengirimkan
banyak lamaran karena saya berpikir bahwa kemungkinan nyangkut/keterima
di perusahaan akan lebih besar jika lamaran yang diajukan banyak.
Biasanya selalu berlaku hukum 80/20 artinya dari 100 lamaran akan ada 80
yang ditolak dan 20 yang nyangkut. Karena begitu banyaknya pengajuan
lamaran hampir tiap jam saya ditelpon dari berbagai perusahaan setelah
beberapa menit kirim CV by email. Dari sekian banyak telepon yang saya
terima ada satu perusahaan yang terlihat serius dan akan menempatkan
saya untuk project di Arab Saudi(KSA/Kingdom Of Saudi Arabia). Waktu itu saya dapat tawaran tersebut dari perusahaan Malaysia
namanya G*L Limited. Setelah kirim-kiriman email akhirnya deal dengan
gaji 4000 dollar dan bekerja sebagai RF Optimizer, sebelumnya saya
mengajukan 6000 dollar tapi gak disetujui, katanya "too much pak
:D"(kebanyakan). Jadinya saya terima saja daripada ngangur dan gak ada
kerjaan karena sebentar lagi kerjaan saya di Makassar akan berakhir. Selanjutnya untuk urusan kontrak,ticket,visa,dll dilemparkan untuk diurus di Jakarta karena perusahaan tersebut waktu itu ada juga kantornya di Jakarta.
Jadilah saya berangkat ke Arab Saudi dan begitu sampai di Arab Saudi saya di tempatkan di Jeddah. Di Jeddah
saya tinggal di Apartemen bareng teman-teman diperusahaan yang sama,
kebetulan ada beberapa teman yang sebelumnya pernah bareng juga di
perusahaan dan project yang sama waktu sebelum saya berangkat ke Dubai dan sudah berangkat duluan ke Arab Saudi.
Jadi saya cukup nyaman karena banyak teman-teman yang sama-sama kerja
disana juga. Yang gak nyaman adalah Load kerja yang cukup tinggi dan
membuat saya cukup stress waktu itu. Pergi pagi pulang malam bahkan
sampai pagi lagi membuat saya gak betah. Dan satu hal lagi yang membuat
saya gak betah adalah mekanisme kerja yang berbeda dengan di Indonesia,
sehingga saya harus beradaptasi lagi dan belajar sesuatu yang baru.
Selama kurang lebih 1.5 bulan saya ngantor di Jeddah dan setelah itu diminta berangkat ke Mekah
untuk ngantor di operator dan melakukan presentasi ke Customer.
Sebelumnya saya degdegan juga karena saya harus presentasi ke Operator
Arab dengan menggunakan B. Inggris, padahal saya gak terlalu pintar
berkomunikasi apalagi pake B. Inggris, pake B. Indonesia aja gak lancar
kalo presentasi :D
Di Mekah saya ngantor di Operator Zain,
kalo disini setara Telko*sel atau Indo*at. Kerjaan tiap hari adalah
buat report dan presentasi ke Customer.Alhamdulillah lancar juga, tidak
seperti yang saya takutkan, saya berhasil closing banyak QC(report) dan
customer percaya juga dengan presentasi yang saya lakukan. Di Mekah
saya tinggal di Hotel yang gak tahu dimana persis lokasinya, yang jelas
tiap hari saya diantar jemput pake mobil kantor. Karena mungpung di Mekah dan dekat dengan Masjidil Haram maka kami manfaatkan kalo shalat Jumat di Masjidil Haram dan hampir seminggu sekali kalo hari libur dimanfaatkan untuk ibadah Umroh.
Ada kejadian menarik sewaktu saya di Mekah. Saya sempat berpisah dengan teman saya dan sulit untuk ketemu ketika kami mau berangkat Umroh.Waktu itu saya berangkat dari hotel menuju Masjidil Haram berdua bareng teman saya yang berasal dari India tapi lama di London, Namanya Obaid Hashmi. Kami berangkat pake mobil kantor dari Hotel menuju Masjidil Haram.
Selain untuk umroh, teman saya ini mau ketemuan juga dengan keluarganya
yang kebetulan berangkat Haji tahun itu(2009). Begitu mau sampai Masjidil Haram
teman saya turun dari Mobil karena mau ketemuan di Hotel untuk ketemu
keluarganya dan saya disuruh nunggu di mobil. Tinggal saya sendiri di
Mobil dan karena jalanan macet mobil disuruh maju dan gak bisa lama-lama
berhenti. Akhirnya saya berpisah dengan teman saya dan hanya berdua
dengan supir, setelah muter-muter saya disuruh turun sama sopir katanya
dia gak bisa nunggu lama karena Jalanan macet dan dia harus kembali lagi
ke Hotel. Akhirnya saya diturunkan di jalanan macet yang lokasinya gak
tahu dimana tapi yang jelas sekitar Masjidil Haram. Karena begitu banyak orang, ada berjuta-juta orang yaitu jemaah haji yang sudah mulai berdatangan disekitar Masjidil haram,
saya telpon teman saya untuk ketemuan disuatu tempat. Pada saat itu
posisi saya gak tau dimana dan temen saya juga gak tahu lagi dimana jadi
kami sepakat janjian untuk ketemu di Ka'bah. Setelah berjalan jauh ternyata sulit juga bertemu karena jutaan orang memenuhi masjidil haram dan daerah sekitar Masjidil haram penuh dan sulit untuk ketemu di Ka'bah.
Akhirnya saya telpon lagi teman saya dan teman saya menyarankan untuk
ketemuan di daerah sekitar Warung Kebab pas tadi siang
Jumatan.Selanjutnya saya berjalan lagi mencari tempat yang kami sepakati
yaitu Warung Kebab. Setelah lama mencari gak ketemu juga, saya sendiri
gak ingat dimana posisi Warung itu begitu juga dengan teman saya, karena
keadaan siang berbeda dengan malam. Kalo siang orang gak terlalu
banyak, sedangkan malam itu, karena malam jumat dan Jemaah sudah banyak
yang berdatangan membuat kami kesulitan mencari tempat untuk ketemuan
tersebut. Pulsa sudah hampir mau habis tapi kami belum ketemu juga
akhirnya saya berjalan tanpa arah di sekitar Masjidil Haram.
Saya sudah hampir putus asa, gimana nih saya gak bisa pulang ke Hotel,
saya sendiri gak tahu posisi Hotel kami dimana, jadi kalo gak ketemu
teman saya maka saya gak bisa pulang ke Hotel, kalo saya gak bisa pulang
ke Hotel dan HP saya mati maka saya tersesat di Masjidil haram dan gak
bisa pulang ke Indonesia. Situasi ini mirip ketika saya tersesat di Bandara Dubai
dan saya merasa buntu, cuma satu kunci untuk memecahkan masalah yaitu
Keajaiban. Setelah beberapa lama berjalan diantara jutaan orang dengan
pakaian yang sama putih-putih, malam itu tiba-tiba kami bertemu disaat
yang tepat yaitu ketika saya melirik dan dia juga menoleh sehingga kami
bisa lihat satu sama lain. Saat itu bagi saya adalah suatu keajaiban,
bagaimana mungkin kami bisa bertemu diantara jutaan orang dengan pakaian
yang sama(putih-putih), dan Lokasi kami juga gak tahu dimana berada?
tapi tiba-tiba kami bertemu disaat yang tepat yaitu ketika saya melihat
dia dan dia juga melihat saya. Saya sadar bahwa hidup itu memang ada
yang ngatur. Ketika pikiran sudah buntu dan berpikir gak mungkin ketemu
ternyata ketemu juga dengan cara yang tidak terduga. Kami bertemu di
suatu tempat di sekitar masjidil haram yang sebelumnya tidak kami
tentukan dan kebetulan pas saya melihat dia dan dia juga melihat saya.
Setelah berhasil ketemu selanjutnya kami melaksanakan ibadah Umrah
sesuai rencana sebelumnya. Setelah selesai melakukn ibadah umrah kami
pulang ke Hotel dijemput mobil kantor. Kebetulan sopirnya orang India
juga jadi mereka gampang berkomunikasi, jadi saya tinggal numpang saja.
Kurang lebih 1 bulan lebih saya tinggal di Mekah dan suasana kerja sudah
santai. Load kerja juga sudah mulai turun. Tiba waktunya pelaksanaan
prosesi Ibadah Haji. Selanjutnya kami sudah tidak memikirkan lagi
pekerjaan selain sudah hampir selesai,waktu itu kami berpikir kapan lagi
ada kesempatan ke Mekah, kesempatan yang tidak akan datang dua kali
kerja di Mekah bertepatan di bulan Haji.Jadi lebih baik beribadah Haji
saja walaupun resikonya dipecat sama perusahaan karena bolos kerja. Tapi
kenyataannya semua berjalan lancar. tidak ada kerjaan ketika sedang
melakukan Ibadah Haji, karena Team Leadernya dan semua anak buahnya juga
melaksanakan Ibadah Haji. Mungkin sudah Freeze juga dan Networknya
sedang dipakai jadi gak ada kerjaan.
Setelah prosesi Ibadah Haji selesai kerjaan juga selsesai, jemaah sudah
mulai pulang ke negara nya masing-masing,akhirnya saya pulang juga ke
Indonesia. Itulah cerita saya berangkat Haji gratis dengan cara yang
tidak disangka-sangka, selain gratis juga dapet gaji dollar :D. Bagi
saya semuanya itu tidak ada yang kebetulan, pasti sudah ada yang ngatur
termasuk ketika saya berangkat ke Mekah pas bulan Haji lewat pekerjaan
yang saya lakukan disana. Yang kerja disana ada juga yang tidak bisa
melakukan Ibadah Haji dan ada juga yang bisa. Saya yakin ada temen-temen
lain yang juga mengalami pengalaman yang sama, cuman mereka gak tulis,
jadi kita gak tahu. Saya menulis hanya untuk sharing saja semoga menjadi
inspirasi bagi semuanya. Oh ya, saya menganalisis sendiri kenapa bisa
sampai kesana padahal saya tidak pernah berdoa dan berangan-angan
kesana. Waktu saya di Makassar ketika mau tidur suka membayangkan
berangkat terbang pake pesawat ke Mekah dan shalat di depan Ka'bah,
tujuannya supaya cepat bisa tidur karena konsentrasi di satu titik.
Begitu shalat tahajud, untuk memfoukskan supaya khusuk juga sering
membayangkan saya ada didepan Ka'bah. Ketika dzikir juga saya sering
membayangkan kalo saya terbang ke Mekah
dan shalat di depan Ka'bah. Mungkin itu semua diterjemahkan sebagai
do'a oleh Allah swt sehingga bisa sampai kesana. Wallahu A'lam Bishawab.
Boleh dicoba sama teman-teman yang mau berangkat ke Mekah yaitu dengan
cara mengimajinasikan impian tersebut ketika mau tidur,ketika shalat,
keitika dzikir. Bayangkan bahwa teman-teman terbang kesana dan berada
disana, didepan Ka'bah, tidak perlu memikirkan caranya, biar Allah saja
yang ngatur sesuai caranya. Kalo itu menjadi kenyataan, berarti benar
dugaan tersebut, untuk mewujudkan sesuatu itu perlu berimajinasi, perlu
membayangkan seolah-olah situasi itu terwujud sampai benar-benar
terwujud. Istilah orang baratnya berlaku hukum LOA(low of attraction).
Wallahu a'lam bishawab.
- Keterangan gambar diatas dari kiri ke kanan:
1. Hadzrin Taib(Kawan dekat saya orang Malaysia, kemana-mana saya bareng beliau selama disana)
2. Urwah Mas'ud(Teman saya orang Pakistan)
3. Mohammad Omdah(Customer saya di Operator Zain KSA, berulangkali pernah nanyain kenal apa gak sama pak Aan Suwandoko)
4. Hidayat Encuh(saya sendiri :D)
5. Obaid Hasmi(Kawan saya orang India tapi lama di London,UK)
-Teman-teman yang ketemu selama saya bekerja di KSA:
1. Ricky Suradiraja(Sebelumnya pernah satu project di Bandung dan ketemu lagi di KSA)
2. Lucky Lukmansyah(Sudah lama tinggal dan kerja di KSA)
3. M. Ainur Rofiq(Senior Telco yang bertemu di Jeddah KSA)
3. M. Ainur Rofiq(Senior Telco yang bertemu di Jeddah KSA)
4. Charles Batara(Bekerja satu perusahaan di KSA)
5. Mohammed Fabin(Teman saya berasal dari India)
7. Chester Santos(Kawan saya dari Philipine)
9. Dilwar Husain(Teman berasal dari India)
10.Sibgat Ullah Khan(Teman dari India)
11.Ahmad Dedi Afandi(Ketemu di Jeddah)
12.Srinivas Devarapalli(Teman dari India, sempat interface kerjaan ketika di Jeddah)
13.Ilham(Bekerja diperusahaan yang sama dan ketemu di Jeddah)
14.Sultan Alosaimy(Customer saya dioperator Zain KSA)
15.Majed Alkhaldi(Customer saya dioperator Zain KSA)
13.Ilham(Bekerja diperusahaan yang sama dan ketemu di Jeddah)
14.Sultan Alosaimy(Customer saya dioperator Zain KSA)
15.Majed Alkhaldi(Customer saya dioperator Zain KSA)
0 comments:
Post a Comment